Resume Citra Tentang Masyarakat Filipina Mitos Pribumi Malas, Karya S.H. Alatas. Jakarta: LP3ES, 1988

Citra tentang Masyarakat Filipina selama Abad ke-17 hingga Abad ke-19

Orang –orang Filipina juga telah dilukiskan secara negatif oleh orang-orang Spanyol dan para pelancong Eropa lainnya. Caren, menulis tentang masyarakat Filipina setelah kunjungannya ke Filipina pada tahun 1696, memberi kesan bahwa mereka menyerupai masyarakat Melayu dalam kedangkalan pandangan mereka. Mereka menjadi malas sejak orang-orang Spanyol berkuasa di tanah mereka.

Ilmuwan Perancis, Le Gentil, dalam catatannya tentang kunjungannya ke Filipina dalam pertengahan abad ke 18 memberi kesan bahwa orang Filipina suka bermalas-malas, menggampangkan dan tidak memiliki cita-cita.Ia juga mencatat bahwa wanita-wanita Spanyol di Manila terbiasa menerima kunjungan ketika suami mereka tidak ada, begitu sering sehingga di Manila ia merasa sangat senang seperti di Perancis.

Seorang rahib, Gaspar de San Agustin dalam suratnya kepada s3orang rekannya di Spanyol (1720), melukiskan masyarakat Filipina adalah hampir sama dengan penduduk lainnya dari Hindia Timur. Mereka plin-plan, curang dan pendusta. Dia juga mengatakan mereka tidak dapat dipercaya, dungu, malas, gemar melancong lewat sungai, danau, dan laut.

 

Kemalasan mereka sedemikian rupa sehingga kalau mereka membuka pintu, mereka tidak pernah menutupnya, dan kalau mereka mengambil alat apa saja untuk digunakan mereka tidak pernah mengembalikan ke tempat asalnya, tetapi menjatuhkannya begitu saja di lantai kerja. Rahib tersebut juga mengatakan kalau mereka tidak pernah menghadiri misa, malah menghalanginya dan mereka tidak pernah membayar kembali uang pinjaman kepada rahib.

San agustin kemudian menyebut sisi positif dari orang-orang Filipina. Mereka bagus dalam hal kerajinan tangan, mereka membuat perahu dan juga bekerja sebagai pelaut, prajurit altileri, dan penyelam. Mereka membuat mesin, bedil kili-kili, meriam, dan lonceng. Mereka menghasilkan jasa dan pangan bagi orang-orang Spanyol. Hasil pertanian mereka menjadikan orang Spanyol di Manila beruntung besar. San Agustin tidak ingin melebih-lebihkan, menambah dan mempertinggi kemalasan mereka. Kalaupun dilakukan, hal ini akan benar-benar merupakan rasa tidak berterimakasih. Dengan telah dikuasainya tanah mereka, melayani orang Spanyol hampir seperti budak. Mereka membela orang-orang Spanyol dari musuhnya. Suatu fakta menarik yang dicatat dalam hubunganya dengan Filiphina, adalah bahwa permasalahan karakter nasional merupakan pokok perbincangan dan pandangan seris di kalangan orang-orang Spanyol sendiri.

 

Seorang ilmuwan Jerman Feodor Jagor, yang menulis di pertengahan kedua abad ke-19, banyak sekali mengumandangkan pandangan awal tentang masyarakat Filiphina. Ia mendapati mereka ketagihan untuk bermalas-malas dan boros. Di Manila ia mencatat kegemaran masyarakat Filiphina menyabung ayam. Pribumi Filipina dianggap oleh Jagor sebagai peniru yang tingkatnya sudah menjemukan. Mereka meniru segala yang melintas didepan matanya tanpa pernah berfikir untuk mengapresiasikanya. Tidak ada rangsangan dalam kerja mereka. Mengenai kegemaran orang Filipina memancing ikan, Zuniaga mengatakan : “ Dalam pekerjaan ini, penduduk kepulauan tersebut merasa lebih senang memancing dibandingkan pekerjaan apapun. Karena ini merupakan mata pencaharian yang suatu ketika menuruti kebiasaan malas mereka dan mereka lebih puas memilih ikan daripada hewan ternak. Diseluruh negeri tersebut ditemui banyak produksi lainya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

 

Penulis yang luar biasa menarik tentang masyarakat Filipina adalah Sinibaldo de Mas, pada tahun 1843, laporanya mengenai kepulauan Filipina diterbitkan di Madrid. Di dikirim ke Timur sebagai atase diplomatik guna mengumpulkan informasi tentang berbagai masalah ilmu pengetahuan, politik dan perdagangan. Pandangannya tentang Filipina hampir selalu ideologis sesuai dengan wataknya. Ia melihat pergerakan kemerdekaan di Filipina. Dalam laporanya de Mas menyarankan beberapa langkah tegas yang perlu dengan tujuan mempertahankan Filiphina sebagai koloni Spanyol. Pribumi harus diajar untuk menghormati dan setia kepada orang-orang Spanyol.

Mematahkan kebanggaan masyarakat Filipina adalah suatu kebutuhan untuk masyarakat menutut de Mas. Orang-orang dapat dibedakan dengan pakaian khusus yang terlarang bagi pribumi, karena pribumi harus dilakukan dengan lain. Ketika orang Filipina atau orang berdarah campuran bertemu dengan seorang spanyol, maka ia harus diwajibkan berhenti (kecuali di Manila) dan memberi hormat kepadanya. Jika sedang duduk, maka ia harus berdiri apabila orang Spanyol berbicara dengannya atau lewat didapannya.

 

Orang-orang filipina atau orang-orang berdarah campuran yang ingin menggunakan menggunakan kereta atau ingin menunggang kuda harus mendapat ijin yang nantinya akan dikenai pajak tahunan. Masyarakat filipina tidak diajari bahasa Spanyol. Dalam dunia ketentaraan, merka tidak boleh memiliki pangkat lebih dari dunia kopral. Ia menganggap mereka tidak sopan, malas, dan suka menentang. Laporan de Mas merupakan perwujudan ideologi imperialisme dalam seluruh ketelanjangannya. Ia melihat agama katolik sebagai landasan kekuasaan Spanyol. Karena itu kependetaan harus tetap orang Spanyol.

Dalam buku yang ditulis pedagang Inggris terbitan tahun 1951, Robert MacMicking mengenai Filipina diterbitkan di London, yang isinya mengkritisi tentang kekuasaan Spanyol di Filipina. Ia juga kritis tentang berbagai tulisan orang Spanyol mengenai orang Filipina. Dalam menilai orang Filipina yang malas, MacMicking menggolongkan ketahanan perorangan dan kegiatan rohaniah masyarakat Filipina lebih tinggi daripada orang-orang Melayu yang disaksikannya di Jawa dan Singapura. Namun ia menjelaskan bahwa malasnya orang Filipina disebabkan oleh iklim yang panas.

 

Dalam iklim tropis, unsur masyarakat adalah beragam, dan sangat berlainan dengan orang-orang yang berasal dari suatu negeri dengan iklim seperti Britania Raya. Pribumi Hindia, di bawah matahari topis, tidak mungkin menyangga cara kerja yang benar-benar “keras” selama enam hari dalam seminggu dalam jangka waktu lama, dan kebiasaan malas mereka masih dalam batas yang mungkin bagi eksistensi mereka. Mungkin sebanyak istirahat malamnya seorang pekerja Inggris, tanpa hari-hari santai untuk menjaga daya tahan tubuh yang dihantam terik matahari dan kerja keras dibawahanya, maka jelas bahwa mereka akan begitu terbakar dan lelah, yang setelah beberapa tahun kemudian akan memukul mereka sendiri dan menjadi tidak kuat untuk bekerja, dengan demikian mengubah mereka menjadi kelompok yang tidak produktif dan menyusahkan kawan-kawan dan masyarakat mereka.

 

Sir John Bowring, Mantan Gubernur Hong Kong, menulis buku dan ia tidak sependapat dengan penulis Eropa yang menganggap orang Filipina rajin. Ia mengecam orang-orang Filipina dan menganggap bahwa keterbelakangan negerinya merupakan akibat dari kemalasan mereka.

Masyarakat Filipina menurut Bowring : Ia lebih menyerupai mahluk berkaki empat dari pada berkaki dua, tangannya besar, dan jari-jari kakinya lentur. Ia hampir bersifat amfibi, melewatkan banyak waktunya dalam air. Dan ia tidak mendapatkan kemurahan hati, karenanya tidak dapat berterima kasih. Mempunyai ambisi yang kecil, serta sifat buruk utamanya adalah kemalasan, yang merupakan kebahagiannya.

 

Itulah semua pandangan tentang masyarakat Filipina diketengahkan oleh berbagai penulis sejak abad ke-17. Ada satu karya yang sangat mencolok tentang Filipina yang ditulis oleh Antonio de Morga, letnan gubenur Filipina. Karya Morga tentang masyarakat Filipina sangat berbeda dengan karya orang-orang.

Title : Resume Citra Tentang Masyarakat Filipina Mitos Pribumi Malas, Karya S.H. Alatas. Jakarta: LP3ES, 1988
Description : Citra tentang Masyarakat Filipina selama Abad ke-17 hingga Abad ke-19 Orang –orang Filipina juga telah dilukiskan secara negatif oleh orang...

0 Response to "Resume Citra Tentang Masyarakat Filipina Mitos Pribumi Malas, Karya S.H. Alatas. Jakarta: LP3ES, 1988"

Facebook

Dilindungi