Agama dalam Perspektif Komparatif Karya Roger M. Keesing Samuel Gunawan 1992 Erlangga : Jakarta

Bentuk-bentuk kepercayaan
Para antropologi dapat dengan mudah mengenali tingkah laku manusia dalam kepercayaan yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan di Filipina, dimana mereka menghidangkan makanan untuk makhluk halus yang tak kelihatan. Orang dewasa afrika barat mengaduk anggur dan beras atau membunuh seekor kambing, sambil berbicara dengan makhluk yang tak nampak, suku Tobriand menghidangkan makanan dan mendirikan mimbar bagi pengeunjung yang tak kelihatan didesa mereka, orang Indian Amerika perhi sendiri-sendiri kedalam hutan belantara untuk mengunjungi tamu-tamu yang dapat dikhayalkan dalam pikiran mereka.
Agama sangat bervariasi dalam perannya dialam semesta ini dan cara-cara manusia berhubungan dengan agama tersebut. Dalam hal ini terdapat kelmpok dewa-dewi satu dewa. Studi komparatif atas nama agama sudah berlangsung beberapa dekade yang sesuai dengan sistem keberadaan agama tersebut ke dalam beberapa jenis. Anismisme yaitu suatau kepercayaan terhadap roh, hantu, dan pohon besar raksasa, dan jenis kepercayaan lainnya. ini tidak berarti bahwa perbandingan agbam harus kehilangan nilai perbandingannya, atau bahwa setiap agama akan terbukti berkaitan denagn suatu sistem jenis sosial di sesuatu jenis ekosistem. Kita akan kembali kepada usaha yang lebih modern dan canggih yang menunjukkan anatara adanya hubungannya dengan dunia khayalan dan dunia kenyaataan diman kita hidup.

Agama adalah sistem simbol yang berfungsi untuk menanamkan semangat dan motivasi yang kuat, mendalam, dan bertahan lama pada manusia dengan menciptakan konsepsi-konsepsi yang bersifat umum tentang eksistensi, dan membungkus konsepsi-konsepsi itu dengan sedemikian rupadalam susana faktualitas sehingga suasana dan motivasi itu kelihatan sangat realistis. Agama juga dapat menambah kemampuan manusia untuk menghadapi kelemahan kehidupannya dan kematian, penyakit kelaparan, banjir, dan dalam menghadapi kegagalan.

Pandangan Dunia Orang Kalabari
Orang kalabari, nelayan yang hidup di delta di sungai Niger di Nigeria yang berawa-rawa, mempunyai sistem kepercayaan kosmologi yang rumit. Orang Kalabari menerima adanaya tiga exsistensi yang terdapat di belakang manusia yaitu dunia manusia dan benda-benda yang nampak. Tingkat pertama adalah alam roh. Dengan makhluk inilah terlibat hubungan dengan melalui upacara. Didalam alam roh dihuni oleh berrbagai macam makhluk ghaib. Secara normal mereka tidak kelihatan dan tidak dapat di lihat dengan mata telanjang, mereka seperti angin yang bermanifestasi ditempat yang berbeda-beda.

Alam roh, dalam arti tertentu terbentuk seperti dunia kehidupan sehari-hari orang kalabari. Akan tetapi dunia rih itu versi dunia nyata yang telah berubah dan lebih sederhana. Kekuatan-kekuatan yan berpengaruh atas kehidupan manusia, diangkat, dijadikan kategori makhluk yang berbeda-beda dengan fungsi yang lain dialam yang lain.

Akan tetapi keterangan ilmiah, berbeda dengan keterangan kalabari, yitu bahwa begitu banyak yang dibiarkan tanpa keteranagan. Alam semesta kita penuh dengan peristiwa-peristiwa kebetulan. Didalam ilmu pengetahuan tidak menerangkan kenapa seseorang digigit ular, tau bola lampu padam ketika saya membaca halaman terakhir dari sebuah novel misteri. Akan tetapi anggota-anggota suku bangsa terasing orang kalabari, ingin mengetahui mengapa ular dan orang mitu datang ditempat yang sama, dijalan pada waktu yang bersamaan, dan mengapa orang itu bukan orang lain.

Magis (Ghaib) Agama dan Pandang Dunia
Magis menurut teori agama pada zaman dahulu sebagai sesuatu yang naif mencerminkan bahwa jenis model alam semesta ini jauh lebih determisnistis dari pada yang kita miliki, suatu alam dimana alam semesta itu tidak hanya terjadi secara kebetulan atau disengaja. Jadi magis merupakan usaha manusia untuk memanipulasikan rangkaian sebab dan akibat antara peristiwa yang bagi kita tidak saling berhubungan, dengan cara yang bagi kita tidak rasional. Seperti doa, magis, dimata pengikutnya, manjur karena sistem kepercayaannya mengandung ketengan baik untuk sukses maupun kegagalan.

48. Agama dan Struktur Kehidupan Sosial
Para antropolog telah lama mengetahui bahwa kepercayaan agama itu ada hubungannya dengan organisasi sosial mereka. Jadi bahwa sampai batas-batas tertentu tatanan supernatural didasarkan atas bentuk hubungan sosial anatar manusia, karena didalam kepercayaan agama memberi pengesahan dan mengatur hubungan sosial.

Agama Sebagai Proyeksi Peralihan
Agama-agama supernatural dipandang sebagai suatu tempat tranformasi dari dunia tempat hidup manusia maupun proyeksinya.

Upacara peralihan mempunyai arti yang penting dalam hubungan antara kepercayaan keagamaan dan kehidupan sosial. Dalam sebuah studki klasik menyatakan, bahwa banyak upacara mengikuti pola konseptual inisiasi. Orang-oranng yang menjalani inisiasi secara ritual dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan dikurung ditempat tersendiri yang terpisah.

Model upacara peralihan itu juga digunakan untuk menginterpretasikan upacara korban. Arah yang lain yang diambil oleh para ahli antropologi sosial dalam studi tentang hubungan alam sosial hidup dengan alam yang lain ialah dengan melihat mahkluk supernatural sebagai proyeksi dari kekuasaan orang hidup. Akan tetapi dengan mengambil salah satu dari kedua pandangan itu, kita akan cenderung menyalahtafsirkan realitas subyektif orang-orang yang telah hidup disebuah dunia yang dikendalikan oleh para leluhur.

Struktur Sosial Kwaio dan Agama
Kasus ini mengingatkan dengan kasus 24 bagaimana organisasi orang Melanesia Kwaio di Kepulauan Solomon yang mengelompokkan keturunan merek yang berdasarkan pada keturunan agnatis dan kognatis dari leluhur yang mendirikan tempat tinggal yang mereka diami sekarang.

Seorang Kwaio mengadakan pesta dan berbicara kepada leluhurnya sambil membuat korban ubi dan kelapa untuk memastikan bahwa tidak akan ada turun ujan. Setiap pria dan wanita dewasa, sesudah meninggal, merek berubah menjadi roh yang berada didalam arwah. Dengan demikian ada pararel yang menarik antara leluhur dan kelompok kerabat orang hidup. Didalm setiap kelompok memiliki sejumlah leluhur yang berkuasa, yang biasanya dua atau tiga, yang diberi korban oleh para pendeta.

Hubungan antara orang hidup dan leluhur merupakn perwujudan refleksi dari struktur kekerabatan Kwaio. Seorang individu termasuk sejumlah kategori keturunan kognatis, yang ditentukan oleh keturunan dari leluhur yang mendirikan kelompok keturunan , dan juuga termasuk kelompok leluhur yang memberi kemampuan untuk bertempur, mencuri, menggarap kebun, dan mencapai sukses dalam usaha-usaha duniawi lainnya.

Struktur Sosial dan Makna Kebudayaan
Interpretasi-interpretasi seperti itu, yang mulai dengan struktur sosial suatu bangsa dan melihat sistem keagaman sebagai refleksi atau kelanjutan dari dunia sosial, sebagai proyeksi masyarakat kedalam kosmos, sangat membuka mata. Akan tetapi itu menimbulkan suatu disnorsi yang sangat khas. Dunia sosila kita adalah tempat berpijak dalam kehidupan kita.

Kesucikan dan Pengotoran d antgar Orang Kwao
Leluhur orang Kwao berdiam dialam yang penuh dnegan kekeramatan. Berkomunikasi dengan adalo, yang keramat dan berbahaya yang dilakukan oleh kaum pria, dan pendeta. Semua kejadian itu tertutup untuk wanita, karena didalam tubuh wanita secara potensial menimbulkan kekotoran. Haid itu sngat mengotori, dan yang paling mengotori ialah bersalin, kerena sebab dari penyakit, kematian, atgau malapetaka yang dituding oleh kebudayaan ialah pelanggaran tabu yang ketat oleh wanita.

Mitos dan Upacara
Mitos adalah cerita tentang asal mula terjadinya dunia seperti sekarang ini, cerita tentang alam peristiwa-peristiwa yang tidak biasa sebelum alam duniawi yang kita hadapi dlam kehidupan sehari-hari. Cerita-cerita tersebut menurut kepercayaan sungguh benar-benar terjadi dan dalam arti tettentu keramat.

Upacara keagamaan adalah pelaksanaan tindakan-tindakan yang ditentukan, yang strukturnya sangat ketat dan dianggap yang mempunyai arti kera atau keagamaan. Karena upacara itu sering sekali mendramatisasikan atau memperagakan cerita-cerita mitos, oleh karena itu mitos menerangkan dan memberi rasionalisasi kepada pelaksana uacara.

Mitos Asal-Mula Bangsa trobriand
Di setiap desa Trobiand salah satu kehidupan yang esensial ialah, menceritakan mitos anggota-anggota subklen Trobian tahu. Menunjukkan dan menceritakan sejarah “lubang” dari mana leluhur mereka, yang wanita, bersama-sama dengan saudaranya laki-laki keluar dari dunia bawah, sebelum ada hidup dibumi.

Mitgos asal mula Trobiand itu tidak hanya menjadi dasar atas hak tanah, akan tetapi atas tuntutannya pada pangkat. Demikian hak anggota-anggota subklen guyau untuk memakai perhiasan-perhiasan tertentu, minta untuk dihormati, dan memempati kedudukan khusus atas khuasa dan memiliki hak khusus, didasarkan atas doktrin-doktrin asal mula yang khusus. Meskipin demikian dengan melihat mitos sebagai cerita masa lampau yang berfungsi sebagai piagam untuk masa kini. Dimana yang terjadi pada zaman dahulu dihayati pada zaman sekarang, dimana anak-anak yang akan lahir tahun depan adalah arwah-arwahorang yang telah lama meninggal yang kembali dalam bentuk yang baru.

Demikian waktu mimpi orang Aborijin Australia adalah zaman dahulu dan tingkat realitas yang lain, yang dapat bersama-sama secara langsung dalam pengalaman manusia yang hanya satu.

Simbol Upacara Ndembu
Yang menjadi kunsi simbolisme keupacaraan orang Ndembu di Zambia, ialah seperangkat obyek-obyek dan kualitas-kualitas simbolis yang terdapat dalam rangka banyak upacara, warna, khususnya merah, putih dan hitam, phon dan tanaman tertentu dan benda-benda lain yang dianggap menduduki tempat yang sentral didalam lingkungan Ndembu.

Misalnya kita ambil pohon tertentu, mudyi, yang mengeluarkan getah seperti susu kalau digores. Pohon tersebut digunakan dalam berbagai upacara, pohon itu digunakn sebagai deretan panjang barang-barang lain, yhaitu suatu kipas lebar dari artik-arti yang secara konseptual yang slaing berhubungan, dari yang mendasar dan fisik (air susu menyusui) hingga yang bersifat sosial (hubungan ibu, anak hingga keturunan matrileneal).

Di dalam upacara, seperti didalam mitos, manusia benar-benar terpesona oleh jurang-jurang yang benar-benar memisahkan mereka, sebagai makhluk yang berbudaya, dari binatang dan fenomena alam lainnya. seperti yang dikemukakan oleh Ortner yang berpendapat bahwa kemampuan bersalin dan sexsualitas wanita itu tidak pernah dikendalikan oleh pria, yang senantgiasa bersifat marfginal dan periferal terhadap dunia, yang dengan ketat diikat oleh kebudayaan dimana kekuasaan berada ditangan kaum pria. Wanita itu makhlik kebudayaan maupun makhluk alam, dan kedudukan yang mendua “di antara dan antara” bidang-konseptual yang di batasi dengan jelas simbolis antara wanita, alam, kegelapan, darah, bulan, dalam pengucilan kaum wanita yang karakteristik dari pusat pergaulan umum.

Daftar Pustaka
Gunawan, S dkk. 1992. Antropologi Budaya Suatu Perspektif Kontemporer Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Title : Agama dalam Perspektif Komparatif Karya Roger M. Keesing Samuel Gunawan 1992 Erlangga : Jakarta
Description : B entuk-bentuk kepercayaan Para antropologi dapat dengan mudah mengenali tingkah laku manusia dalam kepercayaan yang dilakukan oleh masyara...

0 Response to "Agama dalam Perspektif Komparatif Karya Roger M. Keesing Samuel Gunawan 1992 Erlangga : Jakarta"

Facebook

Dilindungi