CONTOH MAKALAH TENTANG SEJARAH PERKOTAAN (KOTA MADINAH)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Madinah adalah kota yang sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW bernama Yatsrib dan terdiri dari dua suku bangsa yaitu suku Arab dan suku Yahudi, bangsa arab yang tinggal di Yatsrib terdiri dari penduduk setempat dan pendatang dari Arab selatan yang pindah ke Yatsrib karena pecahnya bendungan Ma’arib. Arab pendatang inilah yang terkemuka di kalangan Arab Yatsrib dan dikenal dengan suku Aus dan suku Khazraj. 

Dalam perjalanan ke Yatsrib Nabi ditemani oleh Abu Bakar, ketika tiba di Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Yatsrib, Nabi istirahat beberapa hari lamanya dan beliau membangun sebuah masjid, inilah masjid pertama dibangun Nabi sebagai pusat peribadatan, tak lama kemudian Ali menggabungkan diri kepada Nabi setelah urusan di Makkah selesai. Sementara itu penduduk Yatsrib sangat menunggu-nunggu kedatangan Nabi, akhirnya waktu yang mereka tunggu itu tiba. Sejak hijrahnya Nabi itu, sebagai penghormatan terhadap Nabi, nama Yatsrib itu diganti menjadi Madinatun Nabi (kota Nabi) atau disebut juga Madinatul Munawwarah (kota yang bercahaya) karena dari sanalah sinar Islam memancar keseluruh dunia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Nama-Nama Madinah

Kota Madinah disebut yatsrib karena orang yang pertama membuka Madinah selepas banjir besar di zaman Nabi Nuh ialah Yathrib bin Qaniah bin Mahla Bail bin Iram bin Obail daripada keturunan Nabi Nuh. Manakala yang mula-mula membuka penempatan dan ladang-ladang pertanian pula ialah ‘Amalek Bani’ Imlak daripada keturunan Sam bin Nuh.[1] Ketika Rasulullah SAW masuk ke Yatsrib, beliau mengganti nama Yatsrib tersebut dengan Thaibah dan Thabah, maksud tersebut karena Rasulullah SAW tidak suka dengan nama Yatsrib.[2]

Sebelum datangnya Islam kota Madinah bernama Yatsrib. Sebutan Madinah dikenal setelah masuknya Islam ke kota ini. Madinah juga dikenal dengan Madinatun Nabi (kota Nabi) atau Madinah al-Munawarah (kota yang bercahaya.

Keadaan sosial kota Yatsrib sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW. Islam memiliki kemiripan dengan keadaan di kota Makkah. Suku-suku dan kelompok masyarakat yang tinggal disana berperang satu sama lain. Tidak ada suatu model pemerintahan yang mengatur kehidupan masyarakatnya, seperti halnya kerajaan. Sedikitnya ada lima suku yang saling berperang. Tiga suku merupakan Yahudi, yakni Bani Nadhir, Bani Qainuqa’, dan Bani Quraizhah. Selain ketiganya, ada dua suku Arab, yakni suku Aus Dan suku Khazraj.[3] 

Keadaan yang sedikit membedakan antara Makkah dan Yatsrib adalah situasi alam dan watak penduduknya. Madinah merupakan kota pertanian yang subur. Yatsrib merupakan kota yang makmur dan subur dengan pertaniannya. Air yang ada di kota ini mencukupi untuk membangun pertanian. Kota ini dikelilingi gunung berbatu. Di sana, terdapat banyak lembah yang paling terkenal yaitu Nanawadi. Para ahli hikayat menafsirkan bahwa suku yang bertama tinggal dikota ini adalah suku Amaliqah yang membangun perkampungan dan peradapan baru. Setelah itu, banyak para pengungsi dari golongan Yahudi, yang akhirnya mengalahkan suku Amaliqah dan berhasil menduduki kota itu. Perang Yahudi pun berhasil menguasai wilayah pertanian yang subur di Madinah.[4]

Demikianlah Rasulullah SAW dan para sahabatnya tidak berpindah dari sebuah kota (yakni Makkah) ke sebuah kampung yakni Yastrib. Akan tetapi, beliau perpindah dari sebuah kota ke kota lainnya. Sekalipun kota tersebut berbeda dengan kota sebelumnya dalam banyak hal mengenai realitas kehidupannya. Madinah lebih kecil dari Makkah dari segi nasab. Akan tetapi, kehidupan di Madinah lebih kompleks dan persoalan yang dihadapi Rasulullah SAW lebih beragam. Hal ini karena adanya agama, lingkungan dan budaya yang beragam pula. Semua hal itu tidak bisa dikuasai, dan Madinah tidak bisa dicairkan sepenuhnya dalam sebuah bejana akidah dan dakwah yang sama, kecuali oleh seorang Rasul SAW. Yang didukung oleh Allah SWT.[5]

Kota Madinah merupakan kota suci kedua umat Islam setelah Makkah al-Mukarramah,[6] kota Madinah sejatinya sudah ada sejak zaman pra-Islam (masa jahiliyah) sebelum kerasulan Nabi Muhammad SAW. Karena itu, kota ini tidak hanya memiliki satu nama (Madinah) saja, tetapi memiliki nama lain yang berbeda. Berikut adalah nama-nama lain kota Madinah dari masa jahiliyah dulu sampai dengan sekarang.

1. Al-Madinah

Nama pertama dan yang digunakan sampai saat ini untuk menyebut kota Nabi ini adalah Al-Madinah atau lengkapnya Al-Madinah al-Munawarah, yang artinya kota yang bercahaya, nama itu diberikan oleh Nabi Muhammad SAW sendiri.

2. Yatsrib

Yatsrib merupakan nama pertama dan tertua untuk menunjukkan nama Madinah. Yatsrib merupakan nama yang berasal dari nama salah seorang anak keturunan Nabi Nuh As. Yang mengembara dari daerah Babylonia, Irak, dan kemudian tinggal di kawasan itu. Dengan bermukimnya Yatsrib dan keturunannya disana, maka tempat itu pun dinamakan Yatsrib. 

Namun, setelah kedatangan Nabi Muhammad Saw. Hijrah, beliau mengganti nama yatsrib menjadi Madinah, karena kata Yatsrib mempunyai arti yang kurang baik, yaitu memaki yang kotor. Tetapi orang-orang yang anti dengan Islam masih tetap menyebut dengan kota Yatsrib.

3. Bait ar-Rasul

Bait ar-Rasul artinya rumah Rasullullah. Kota Madinah dinamakan Bait ar-Rasul karena Rasulullah SAW, bertempat tinggal di sana. Sejak Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah hingga beliau wafat, beliau tidak pernah pindah ke tempat lain.

4. Al-Imam

Kota ini disebut sebagai kota iman karena penduduknya adalah orang-orang yang mau menerima ajakan untuk beriman kepada allah SWT. Penduduk Madinahlah yang mula-mula menerima dan melindungi orang-orang mukmin dari kejahatan-kejahatan orang kafir ketika mereka hijrah ke Madinah.

5. Dar al-Abrar

Dar al-Abrar artinya tempat orang-orang yang baik dan mulia. Kota Madinah dinamakan Dar al-Abrar karena ia (Madinah) merupakan tempat tinggal dan tempat dimakamkannya orang-orang yang baik, yaitu makam jasad suci manusia nomor satu, Nabi Muhammmad SAW, dan pula dimakamkan pula putri beliau SAW, Sayyidah Fatimah az-zahra As yang makamnya di kota ini dirahasiakan hingga kini.[7]

B. Kedudukan Madinah dan Batas-Batas Tanah Suci Madinah 

Dari segi geografis, kota madinah terletak diantara 39-40 derajat garis bujur timur dan 24-25 garis lintang utara. Jarak dari laut merah ± 170 km, jarak dari Makkah 450 km dan dari ibu kota Negara Saudi Arabia ± 1000 km. Secara geografis, kota ini datar dan dikelilingi gunung dan bukit serta beriklim gurun.[8]

Madinah terletak di tengah-tengah oasis (lembah) yang subur. Bagian barat lautnya dilingkungi oleh jabal (Bukit) Sila’, di selatan oleh jabal ‘Eir dan Wadi (Lembah) Al-‘Aqiq. Manakala Jabal Uhud, Jabal Thur dan Wadi Qanaf pula menjadi sempadan dibagian utara, di sebelah timurnya pula disempadani oleh Harrah (kawasan tanah hitam).

Menurut sebagian ahli sejarah, Tanah Haram Madinah adalah sepanjang 16 km. Ini bertepatan jika diukur jarak Jabal Thur dari Masjid Nabawi adalah kira-kira 8 km dan Jabal ‘Eir ke Masjid Nabawi juga berjarak 8 km, menjadikan panjang Madinah dari utara ke selatan ialah kira-kira16 km.[9]

Jarak antara Jabal ‘Ayr dan Jabal Tsur ± 15 km, keduanya merupakan batas tanah suci Madinah sebelah selatan dan utara. Sedangkan batas timur dan barat adalah Labah yang diliputi oleh bebatuan hitam, salah satunya berada disebelah timur Madinah dan lainnya disebelah barat.

Batas-batas itu oleh Kementerian Dalam Negeri Saudi Arabia telah diberi tanda yang jumlahnya telah mencapai kira-kira 161 buah, untuk memudahkan para peziarah Madinah.

Daerah timur (Daerah Waqim Lama) adalah daerah yang diliputi daerah bebatuan hitam bagaikan bebatuan yang terbakar matahari. Daerah ini dibagi menjadi lima: sebelah timur Qubah’ (perkampungan Bani Nadhir) kesebelah utara Bani Quraidhah dan Dhufr, timur Bani Abdul Asyhal dan utara perkampungan Bani Haritsah.

Daerah barat (Daerah Wabarah Lama) adalah batas sebelah barat kota Madinah, sebelah timur laut adalah perkampungan Bani Salimah dekat Masjid Qiblatain, di barat Istana Urwah Ibnu Zubair beserta sumur dan ladangnya, di barat daya gedung pertemuan Quba dan perkampungan Bani Qunaiqa’ membentang hingga Qurban. 

Jabal ‘Ayr merupakan batas selatan. Merupakan gunung tertinggi setelah Jabal Uhud. Jarak dari Masjid Nabawi 8,5 km; panjangnya berkisarnya antara 5,4-6 km; lebar 2,5-3 km; tinggi dari permukaan bumi 300 m; tinggi dari permukaan laut 1 km; dan jarak dari Jabal Uhud 15 km.

Jabal Tsur merupakan gunung kecil berwarna kemerah-merahan yang mengelilingi Jabal Uhud dari arah utara. Merupakan batas sebelah utara, 8 km dari Masjid Nabawi atau ± 15 km dari Jabal ‘Ayr.[10]

C. Madinah Ketika Nabi Muhammad Baru Hijrah

Namanya adalah Yatsrib. Di sana ada wabah demam yang melemahkan penduduknya. Deman ini dikenal dengan sebutan “Huma Yatsrib” atau “Demam Yatsrib.” Airnya tergenang dan tidak mengalir, sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penduduknya saling bermusuhan satu sama lain. Penduduknya tidak akan menerima apabila ada orang lain yang menjajah kota mereka. Buah-buahan yang banyak.[11]

D. Perang-Perang yang Terjadi pada Masa Pemerintahan di Madinah.

1. Peperangan Bani Qainuqa’

Yahudi Bani Qainuqa’ adalah kumpulan pertama yang membatalkan perjanjian damai dengan Rasulullah SAW. Mereka merupakan perkumpulan Yahudi yang paling jahat di tanah Arab. Pekerjaan utama mereka adalah tukang emas, tukang besi dan pembuat alas perkakas perumahan, karena itulah alat-alat senjata banyak tersimpan dirumah mereka.

Peperangan ini disebabkan oleh perkelahian antara seorang laki-laki muslim yang membunuh seorang laki-laki Yahudi karena membela wanita muslim yang dilecehkan oleh kaum Yahudi. Perang ini terjadi pada hari saptu 15 hari bulan Syawal tahun 2 Hijriyah, Rasulullah SAW dan panglimanya Sayyidina Hamzah bin Abdul Munthalib serta sekumpulan tentara muslim mulai mengepung kota mereka selama 15 hari. Akhirnya kaum Yahudi menyerahkan diri.[12] 

2. Perang Uhud

Perang ini terjadi di bukit Uhud, terjadi pada Syawal tahun ketiga Hijriyah, perang ini terjadi antara kaum tentara Islam dan tentara Musrikin dari Makkah. Pada pertempuran pertama umat Islam menang, tetapi pada pertempuran kedua umat Islam mengalami kekalahan karena tentara pemanah yang ada di atas bukit turun meninggalkan tempatnya.[13] 

3. Perang Khandaq (Parit)

Disebut perang Khandaq karena sebelum pertempuran kaum muslimin menggali parit untuk pertahanan diri, kemudian disebut juga Al-Ahzab karena orang-orang kafir bersekutu untuk menyerang umat muslim di Madinah. Perang ini terjadi di Jabal’ pada tahun 5 Hijriyah/627 Masehi yang terjadi selama 22 hari, yang akhirnya dimenangkan oleh umat Islam. Karena kemenangan itu maka dibangunlah 3 masjid yaitu Masjid Alfth, Al-Ahzab dann Al-A’la.[14] 

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebelum datangnya Islam kota Madinah bernama Yatsrib. Kota Madinah disebut Yatsrib karena orang yang pertama membuka Madinah ialah Yathrib bin Qaniah bin Mahla Bail bin Iram bin Obail. Ketika Rasulullah SAW masuk ke Yatsrib, beliau mengganti nama Yatsrib tersebut dengan Thaibah dan Thabah (Rasulallah tidak suka dengan nama Yatsrib).


Sedikitnya ada lima suku yang saling berperang. Tiga suku merupakan Yahudi, yakni Bani Nadhir, Bani Qainuqa’, dan Bani Quraizhah. Selain ketiganya, ada dua suku Arab, yakni suku Aus Dan suku Khazraj. Madinah dari masa jahiliyah dulu sampai dengan sekarang memiliki nama-nama lain yaitu Yatsrib, Al-Madinah, Bait Ar-Rasul, Al-Imam, Dar al-Abrar dll. 


Batas timur dibagi menjadi lima daerah: sebelah timur Qubah’ (perkampungan Bani Nadhir) ke sebelah utara Bani Quraidhah dan Dhufr, timur Bani Abdul Asyhal dan utara perkampungan Bani Haritsah. Batas barat perkampungan Bani Salimah dekat Masjid Qiblatain, dan batas selatan Jabal ‘Ayr. Banyak perang-perang yang terjadi pada masa pemerintahan di Madinah, yaitu peperangan Bani qainuqa’, perang uhud, perang khandaq (parit).


DAFTAR PUSTAKA

Internet :

http://www.rumahallah.com/2014/04/sejarah-madinah-sebelum-hijrah.html
diakses 03 November 2014 pukul 22:10

http://cobah-ajah. blogspot.com/2012/09/kenabian-muhammad-saw-perode-makkah.html
diakses 03 November 2014 pukul 22:13

http://rezki84.wordpress.com/2008/12/28/kota-yang-cerah-madinah-al-munawarah/
diakses 03 November 2014 pukul 21:15


Buku :

Misrawi, Zuhairi. 2009. Madinah; Kota Suci, Piagam Madinah, dan Teladan Muhammad SAW. Jakarta: Buku Kompas.


Zakaria, Abdul Hadi. 2014. Sejarah Lengkap Kota Makkah dan Madinah. Yogyakarta: Diva Press.


Ilyas A. G., Muhammad. 2005. Sejarah Madinah Munawarah. Lahore: Madinah Munawarah.


Abdul Basit bin Abdul Rahman. 2007. Madinah kelebihan dan Sejarah. Kuala Krai: Dar Taibah Sdn. Bhd.


[1] Basit A. Madinah Kelebihan dan Sejarah, (Kuala Krai, kelantan: Dar Taibah Sdn. Bhd, 2002), hlm. 20-21.


[2] Sejarah Madinah, diakses dari http://www.rumahallah.com/2014/04/sejarah-madinah-sebelum-hijrah.html diakses 03 November 2014 pukul 22:10


[3] Abdul H. Z, Sejarah Lengkap Kota Makkah dan Madinah, (Jogjakarta: Diva Press, 2014), hlm. 172-173.


[4] Ibid. hlm. 179.


[5] Sejarah madinah, diakses dari http://cobah-ajah. blogspot.com/2012/09/kenabian-muhammad-saw-perode-makkah.html diakses 03 November 2014 pukul 22:13


[6] Zuhairi Misrawi. Madinah; Kota Suci, Piagam Madinah, dan Teladan Muhammad SAW. (jakarta: Buku Kompas, 2009), hlm. 78.


[7] Abdul H. Z. Op. cit. hlm. 159-163.


[8] Ibid hlm. 165.


[9] Basit A. Op. cit. hlm. 18.


[10] Ilyas A. G.,Muhammad. Sejarah Madinah Munawarah, (Lahore: Madinah Munawarah, K. S. A, 2005), hlm. 11-15 .


[11] Sejarah Madinah, diakses dari http://rezki84.wordpress.com/2008/12/28/kota-yang-cerah-madinah-al-munawarah/ diakses 03 November 2014 pukul 21:15


[12] Basit A. Op. cit. hlm. 117.


[13] Ibid. hlm. 127-135.


[14] Ilyas A. G. Muhammad. Op. cit. hlm. 99-103.
Title : CONTOH MAKALAH TENTANG SEJARAH PERKOTAAN (KOTA MADINAH)
Description : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Madinah adalah kota yang sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW bernama Yatsrib dan terdiri da...

0 Response to "CONTOH MAKALAH TENTANG SEJARAH PERKOTAAN (KOTA MADINAH)"

Facebook

Dilindungi