Resensi Buku
Asal Mula Konflik Aceh
Judul : Asal Mula
Konflik Aceh
Sub Judul : Dari
Perebutan Pantai Timur Sumatera hingga Akhir Kerajaan
Aceh Abad ke-19
Judul Asli : The Contest
for North Sumatera: Acheh, the Netherlands and
Britain 1858 - 1898
Hak Cipta : Oxford
University Press, 1969
University of Malaya, 1969
Penulis : Anthony Reid
Penerjemah :
Masri Maris
Hak Terjemahan Indonesia : Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
Penerbit : Yayasan
Obor Indonesia, Jakarta
Edisi Pertama : Juli 2005
ISBN : 979-461-534-X
Kategori : sejarah,
politik,
Halaman : xviii + 372
Ukuran : 15,3 x 23,4 cm
Mungkin sudah digariskan, Aceh menjadi daerah konflik sepanjang masa. Hal ini terlihat dari sebuah buku karangan Anthony Reid, seorang ahli sejarah Asia Tenggara yang pernah belajar di Selandia Baru dan Cambridge. Dalam buku yang diberi judul “Asal Mula Konflik Aceh” itu disebutkan bahwa Aceh sudah bergejolak dalam konflik sebelum bergabung bersama Indonesia hingga akhir abad 19, saat Aceh ditetapkan menjadi salah satu wilayah Kesatuan Republik Indonesia, pun Aceh dalam konflik.
Pernyataan Anthony Reid pada pengantar buku sangat tepat menggambarkan kenyataan hidup orang-orang Aceh, baik pada periode dan paska kolonial. Yang terjadi hari ini bukanlah konflik yang kemunculannya bisa ditelisik dari berbagai peristiwa yang pernah terjadi di provinsi yang sekarang bernama Nanggroe Aceh Darussalam ini., tetapi suatu pertarungan perebutan sumber daya ekonomi - politik yang tak kunjung usai. Pembedanya hanya pada waktu dan pelaku saja sementara selebihnya sama.
Di buku ini Reid menyingkap situasi Aceh ketika Pasai muncul sebagai kekuatan baru pusat perdagangan dan pengetahuan Islam setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada 1511. Daratan Aceh yang terpecah-pecah dalam kerajaan-kerajaan kecil berhasil dikuasai penguasa kerajaan Aceh, Sultan Ali Mughayat dengan kepentingan membangun kekuatan melawan Portugis. Pada bulan Mei 1521, Ali berhasil mengalahkan armada Portugis di bawah pimpinan Jorge de Brito di laut lepas. Ini merupakan awal pertempuran yang terus menerus berlangsung selama 120 tahun masa Portugis berkuasa di Malaka.
Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya di tangan Sultan Iskandar Muda (1607-36). Kerajaan mampu mengendalikan pelabuhan-pelabuhan strategis di pantai Barat dan Timur, bahkan sampai ke wilayah Asahan di Selatan. Di bawah Iskandar, operasi-operasi militer dan serangan-serangan maritim dilancarkan melawan Malaka. Ia juga menyerang dan menguasai kesultanan Johor pada 1613 lantaran mereka memberikan tempat bagi pos perdagangan Belanda yang bisa menyaingi Aceh dan Malaka.
Pasca wafatnya Iskandar Muda, kekuatan kerajaan Aceh meredup. Kekuatan laut dan dagang Belanda berhasil memecah belah kerajaan Aceh untuk selama-lamanya, sehingga Aceh kembali terbatas hanya pada wilayah-wilayah yang telah menyerap budaya Aceh pada 1641 (yaitu wilayah pantai utara dan pelabuhan-pelabuhan di pantai Barat hingga ke Barus).
Selanjutnya pada pertengahan perang Aceh, Aceh berupaya bertahan dari kolonialisasi Belanda. Pada tahun-tahun ini Banda Aceh hanya menerima penghasilan dari perdagangan dan persinggahan di pelabuhan yang nilainya tak seberapa. Perdagangan selat Malaka secara umum dikuasai pedagang Inggris yang bermarkas di India. Serangkaian pendekatan pedagang Inggris terhadap Kerajaan Aceh tahun 1762 agar dapat mendirikan pusat pengumpulan hasil bumi di Aceh ditolak mentah-mentah, sehingga akhirnya pada tahun 1786 Inggris memutuskan mendirikan di Penang.Reid mencatat, pada periode ini, Aceh memasuki babak baru peperangan, yaitu masa bertahan dari kolonialisasi Belanda. Aceh terseret dalam perang kepentingan dagang Inggris, Belanda dan negara-negara Eropa lainnya.
Satu hal yang tidak berlanjut dari apa yang telah ditulis Reid adalah dinamika Aceh menjelang dan paska kemerdekaan. Namun Temuan Reid secara langsung membantah pencitraan buruk terhadap orang Aceh seperti digambarkan Snouck Hurgronje sebagai bangsa yang fanatik, anarkis dan suka berkhianat, selalu memilih jalan kekerasan untuk mencapai tujuan. Menurut Reid, jika pandangan ini benar, semua merupakan hasil 20 tahun peperangan. Selama berabad – abad orang Aceh telah membuktikkan diri mereka pantas untuk mendapat simpati yang besar yang berhasil diperolehnya dari bangsa – bangsa Eropa dan penduduk muslim di berbagai bagian dunia. Aceh juga memberi sumbangan pada pertumbuhn loyalitas yang lebih luas di Indonesia.
Buku ini memiliki kelebihan yaitu pada buku ini data dan fakta dal dapat dijadikan sebagai pembenaran terhadap kisah panjang konflik di Aceh. Selain itu Buku setebal 372 halaman itu juga dilengkapi dengan lampiran foto-foto sejarah Aceh masa lampau, data statistik penduduk Belanda di Aceh semasa menjajah daerah ini—baik yang tewas dalam perang maupu karena penyakit, dan sebagainya. Kecuali itu, buku ini juga dilampiri dengan statistik perdagangan Aceh masa silam semisal perdagangan Penang dan Aceh, juga dilengkapi dengan indeks. Dalam penulisan ejaan pada buku ini juga mudah dipahami. Ejaan Indonesia modern sebisa mungkin dipakai oleh penulis dalam buku ini. Contoh meski istilah “ Indonesia” belum lumrah pada abad ke – 19, penulis kadang – kadang menggunakannya untuk menerjemahkan istilah “indie” untuk menghindari kerancuan. Periodesasi cerita pada buku ini juga sudah baik sehingga buku ini bercerita runtut dari peristiwa satu ke peristiwa lainnya.
Sementara kelemahan buku ini terletak pada tidak berlanjutnya dinamika Aceh menjelang dan paska kemerdekaan dalam pengakuan identitasnya. Lalu dalam alur ceritanya walaupun runtut tetapi agak sulit untuk dipahami karena banyaknya peristiwa – peristiwa yang terjadi di perang aceh.
Buku “Asal Mula Konflik Aceh” ini sangat penting dan menarik dibaca oleh siapa saja, terutama bagi seseorang yang sedang meneliti dan ingin mengetahui tentang Aceh, agresi militer, perang Aceh dan geliat Belanda dalam menerapkan politik perdagangannya hingga menjadi bangsa penjajah. Belanda yang dikenal orang Aceh dengan kelicikan pola pemerintahan dan pertaniannya diulas secara rinci oleh Reid. Dan bagaimanapun penelitian Reid tetap penting dan sangat berguna. Penelitian ini menyimpulkan bahwa orang-orang Aceh pantas mendapat simpati yang besar atas kemampuan perdagangan, pertanian dan peperangan mereka terhadap segala bentuk kolonialisasi.
Description : Resensi Buku Asal Mula Konflik Aceh Judul : Asal Mula Konflik Aceh Sub Judul ...
Hard Rock Casino Hotel - Mapyro
ReplyDeleteFind the 서울특별 출장안마 nearest Hard Rock Casino Hotel to Harrah's 파주 출장마사지 Lake Tahoe. 김제 출장마사지 Realtime driving directions to 군산 출장샵 Hard Rock Casino Hotel, 777 양주 출장샵 Harrah's Boulevard South,